Rabu, 28 Desember 2011

"tradisi dalam penulisan puisi"

penyair menciptakan sejarah sastra dan tradisi dengan menggunakan dan menyampaikan struktur puitis dan ide tentang kehidupan dan seni dari generasi ke generasi. Meskipun puisi besar kadang-kadang dikatakan abadi, penyair menganggap tulisan mereka sebagai bagian dari sejarah (termasuk sejarah sastra), dan mereka sengaja meniru penyair sebelumnya. Gagasan bahwa sebuah puisi harus asli merupakan perkembangan yang relatif baru, yang berasal dari penyair romantis Inggris abad ke-19 awal. Sebenarnya banyak avant-garde peneliti dari penyair abad ke-20 berusaha untuk memutuskan hubungan dengan konvensi yang ada puisi-telah mengalihkan perhatian mereka ke puisi kuno atau praktek-praktek lisan yang terus hari ini. Kata "asli" berisi kata "asal-" dan untuk penyair modern mencari bentuk-bentuk puisi baru sering merupakan masalah melihat kembali pada yang terakhir. Sebelum penekanan abad ke-19 pada asli, meniru model sebelumnya tidak hanya diterima namun standar cara belajar menulis puisi dan menjadi penyair di mata orang lain. Bahkan di Dunia Baru Kanada (baik Perancis dan Inggris) puisi dan Amerika dimulai dengan penyair menyatakan suara mereka dengan menulis dalam bentuk puisi Eropa dan Inggris (lihat Sastra Kanada; Amerika Sastra: Puisi).
Untuk penyair dari Renaisans Inggris, dari sekitar 1485-1660, imitasi dari penyair Yunani dan Romawi klasik adalah cara untuk mendapatkan tempat di garis keturunan itu budaya artistik dan filosofis awal yang telah dimuliakan gambar manusia dalam seni dan menulis. Menemukan akar mereka di era sebelumnya merupakan langkah penting bagi penyair Inggris. Mereka ingin menunjukkan bagaimana seni mereka berbeda dibandingkan dengan periode abad pertengahan yang mendahului Renaissance. Pada saat itu, periode abad pertengahan itu dipandang sebagai zaman kegelapan di mana budaya mulia dari dahulu telah hilang. Selama berabad-abad banyak penyair telah menemukan menulis dalam bentuk tradisional cara "bicara" untuk penyair masa lalu, baik untuk mengakui apa yang telah mereka pelajari dari mereka dan untuk menambahkan suara mereka sendiri untuk tradisi. Di antara penyair terus konvensi ini dengan cara mereka sendiri, akhir-ke-19 dan awal abad ke-20 penyair AE Housman Inggris dan Kanada abad ke-20 eksperimental penyair Anne Carson, baik sarjana klasik, disandingkan kuno dan modern untuk tersentak pembaca ke dalam melihat kesinambungan tradisi.
Dalam budaya tertentu gambar gambar-konvensional dengan sebuah sejarah panjang-mengingatkan orang-orang dari pikiran, perasaan, dan ide-ide yang telah dikumpulkan di sekitar gambar yang dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, salah satu gambar yang Barat yang paling umum dalam puisi adalah bulan. Ini juga merupakan citra umum dalam puisi Timur tetapi membawa arti yang berbeda. Dalam mitos Yunani dan Romawi, di mana budaya Barat berasal, bulan dikaitkan dengan dewi Artemis (disebut Diana oleh orang Romawi). Ini pemburu dan laki-laki ditolak perawan, memilih untuk berkeliaran di hutan sendiri atau dengan band-band pengikut perempuan, yang semuanya diminta untuk meninggalkan persahabatan laki-laki. Asosiasi ini, bersama dengan bentuk bulan itu bergeser, menyebabkan pemahaman bersama tentang bulan sebagai gambar tak peduli perempuan, berubah-ubah, elusiveness, dan tdk. Bahkan ketika tidak terikat secara khusus dengan wanita tertentu, gambar membangkitkan prinsip perubahan dan fluks yang dianggap sebagai dasarnya feminin. Pengetahuan tentang makna konvensional ini membantu pembaca memahami menggunakan akrab mereka serta kasus-kasus di mana sebuah puisi sengaja mempertanyakan atau menentang mereka. Amerika modernis penyair Wallace Stevens menyuarakan kerinduan yang mendesak untuk melangkah keluar dari cara-cara tradisional realitas mengamati, untuk melihat ujung "bulan / dan bukan citra bulan." American Sylvia Plath puisi terakhirnya, "Edge" (1963), dengan sebuah pengerjaan ulang menakutkan dari konvensi: ". Bulan tidak ada harus sedih tentang / menatap dari kulupnya tulang / / Dia digunakan untuk semacam ini thing. / kulit hitam nya kresek dan seret."
Di sini, mengeras changeableness tradisional bulan itu ke dalam sikap acuh tak acuh dan tidak peduli dingin. kritikus sastra feminis, yang mengkhususkan diri dalam menulis tentang tempat perempuan dalam dan di luar tradisi sastra, telah menyatakan bahwa bunuh diri Plath di usia 30 mungkin telah terhubung ke perjuangannya terlalu banyak perempuan di seniman sekali independen, dukungan untuk dia penyair-suami, seorang ibu, seorang penyair terkenal, dan semacam nabi. Kerasnya bulan dalam puisi ini mungkin mencerminkan diri pahit Plath-penghukuman. Sebagai saksi, bulan menawarkan tidak kesedihan atau simpati pembicara wanita dalam puisi, tapi ketidakpedulian dingin. Sementara keakraban dengan gambar konvensional tidak perlu merasakan kekuatan dan kekerasan emosional saat ini ketika kita membaca puisi, semakin kita tahu tentang konteks sosial dan budaya yang ditulis, semakin kita lihat dalam gambar.
Bagian berikut survei beberapa cara bahwa tradisi puisi telah berkembang dengan melihat bentuk puitis konvensi tertentu: panca ayat iambik dalam bahasa Inggris, soneta Inggris, haiku Jepang, Persia / Arab ghazal, yang tendi Swahili, dan Native American Song.

"penetuan bahasa puisi"

BAHASA YANG TIDAK BIASA

Salah satu karakteristik yang membuat puisi berbeda dari bahasa biasa adalah bahwa menggunakan berbagai macam pengulangan. Satu jenis, yang disebut meter puitis, pada dasarnya adalah pengulangan dari pola teratur beats. Dalam puisi yang diselenggarakan oleh garis suku kata meter-di mana masing-masing suku memiliki-mengalahkan jumlah denyut dan jumlah suku kata keduanya diulang. puisi aksentual mengacu pada puisi yang diselenggarakan oleh kambuhnya sejumlah set aksen atau ketukan kuat per baris. Dalam puisi yang ditulis dalam meter aksentual-suku kata, baik jumlah denyut dan jumlah suku kata terulang dalam pola set (lihat diversifikasi). Meter aksentual-suku kata yang paling umum digunakan dalam puisi bahasa Inggris adalah panca iambik, di mana suku kata beraksen aksen dan alternatif dalam baris sepuluh suku kata. jenis lain dari pengulangan dalam puisi termasuk sajak, terulangnya cluster suara; purwakanti, yang bergema vokal dan harmoni, yang bergema dari konsonan. Banyak puisi awal termasuk menahan diri, pengulangan garis atau seluruh frasa. bentuk-bentuk puisi lama lainnya, seperti Perancis dan villanelle pantoum Melayu, telah ditentukan pola-pola rumit yang dibentuk oleh pengulangan garis tertentu dan berima garis tertentu. The sestina Terbukti fitur set enam kata yang akhir baris (end-kata), berulang dalam pola dizzyingly kompleks.
Berbagai efek yang diciptakan oleh garis puitis sangat bervariasi tergantung pada panjangnya, pola-pola pengulangan, dan apakah kalimat berhenti di akhir baris (end-berhenti) atau membawa atas akhir baris (enjambed). Banyak contoh awal dari puisi Inggris Kuno fitur garis aksentual dengan empat ketukan yang sama kuat, dengan tiga dari empat menekankan kata dihubungkan oleh pengulangan suara, aliterasi disebut, dan jeda yang kuat, yang disebut penggalan, di tengah baris. Pada baris berikut dari epik Beowulf Old puisi bahasa Inggris (tertulis kadang antara abad ke-8 dan abad ke-10 akhir), kata-kata dengan aksen yang kuat dihubungkan dengan suara serupa dalam tipe tebal. Para caesuras ditandai dengan sebuah garis miring ganda (//).

. . . pada terakhir harryings nya, / / Hygelac Agung,
ketika ia berdiri di hadapan standar / perampokan / mengangkang nya,
membela perang-haul: / / Aneh memukul ke bawah;
dalam kebanggaan yang luar biasa itu / / dia diprovokasi bencana
dalam permusuhan Frisian / /. ini kerah dongeng
perang raja-besar mengenakan / / ketika ia menyeberangi
pembuihan air.

"sejarah puisi_puisi pertama"

I. PUISI YANG PERTAMA
Puisi adalah seni kuno, dengan asal-usulnya dengan baik sebelum mereka sejarah yang tercatat (sekitar 3000 SM). Sisa-sisa tertua berasal dari Timur Dekat, pada tahun 2600 SM. Bangsa Assyro-Babilonia, Sumeria, dan budaya Mesir semua kontribusi ke toko menarik dan fragmentaris kerja. Sisa-sisa yang disimpan di cuneiform, sebuah tulisan kuno berbentuk baji pada tablet tanah liat, atau di atas kertas papirus stenciled dengan hieroglif, karakter yang digunakan dalam menulis gambar. Awal puisi ini termasuk memuji para dewa dan pahlawan, nyanyian (lagu yang mengulangi catatan yang sama atau kata-kata), kebijaksanaan literatur (daftar nasihat dan kebenaran dari orang tua atau otoritas lainnya), pesona sihir, dan ratapan untuk berkabung atau menginspirasi belas kasihan. Semua puisi ini adalah untuk sebagian besar agama di alam. Salah satu karakteristik struktural utama adalah penggunaan frase berulang atau menahan diri:

" sejarah dalam puisi"

Ketika kekerasan telah mematikan unsur kemanusiaan, puisi seolah terdakwa untuk menggugatnya. Ketika lembaran sejarah begitu amis dengan darah, puisi juga turut merekamnya.

Puisi sebagai sebuah karya, mempunyai kaitan erat antara penyair dan latar belakang penciptaannya, seperti aliran, filsafat, dan latar belakang sosial budaya pada zaman penciptannya. Hal-hal tersebut mewarnai puisi-puisi yang diciptakan oleh si penyair itu sendiri. Puisi tidaklah lahir dari kekosongan budaya, melainkan dalam konteks sosial dan realitas di zamannya.

Sebut saja seperti puisi-puisi yang diciptakan pada zaman pergerakan pembebasan di Asia. Puisi seolah menjadi pupuk bagi tumbuhnya berbagai teologi pembebasan kala itu, seperti: teologi Minjung di Korea, teologi perjuangan umat kristiani di Filipina, dan teologi Dalit di India.

Dalam teologi Minjung, seorang penyair yang juga pegawai kerajaan, Yulogk (1582) dengan empatinya merekam dan menggugat kekerasan yang dialami masyarakat Korea dalam tradisi konfusian yang bangkit saat itu. Ia malah rela menerima kekerasan terhadap dirinya dari pada melihat rakyat mati tanpa suara.

Dalam puisinya ia menulis, //Saya aka suka rela menerima hukuman apa pun/ yang akan saya sandang/ akan lebih mudah bagi saya mati kelaparan/ di antara lubang batu karang/ dari pada melihat rakyat mati tanpa suara//.

Yulogk lewat puisi yang dikirim kepada rajanya itu, menggugat kebijakan sang raja yang memberlakukan tariff pajak terlalu tinggi, sementara rakyat terus hidup dalam kemiskinan.

Begitu juga dengan perjuangan umat Kristiani di Filipina pada awal 1980-an dalam revolusi EDSA yang menumbangkan pemerintahan dictator Ferdinan Marcos, juga melahirkan puisi-puisi miris tentang kegetiran hidup rakyat dalam revolusi tersebut. Puisi-puisi protes yang muncul seolah menjelma menjadi nyanian-nyanyian, mazmur-mazmur yang menggambarkan sejarah yang berlangsung saat itu.

Salah satu puisi yang kerap didendangkan rakyat Filipina sebagai mazmur itu adalah: //Aku tidak takut akan hantu/ tidak pula meratapi pembunuhan keji/ tanpa tempat istirahat yang layak// Tidak jadi soal kalau anak-anakku/ istriku, kawan-kawanku, dan keranatku/ tidak melihat aku menghembus nafas terakhir/ sebab mereka tahu bentuk kematian/ rencana jahat orang-orang berkuasa/ yang menunggu mereka yang berjuang/ agar keadilan ilahi merajai di negeri ini//.

Penyair Detrich melalui puisinya juga merekam sejarah perjuanan emansipasi wanita di negara tersebut. Lewat puisi, Detrich berusaha melepaskan kaum perempuan dari dominasi kaum pria yang dianggapnay menjadi “mesin” penggilas kebebasan perempuan Filipina. //Kamulah (kaum pria-red) yang telah menciptakan/ mesin-mesin bagi penyebar maut/ untuk setiap orang di bumi//.

Sejarah kesusastraan dalit kontremporer India juga mencatat Gibrielle Dietrich, Waman Numborka, E V Rames Periyal, Bhimrao Ambedkar, Arun Kamble. Mereka adalah para penyair yang dalam puisinya menggambarkan tentang pengorbanan, penderitaan, dan pertumpahan darah untuk menggapai kebebasan dari sebuah penindasan.

Hal itu sebagaimana ditulis kembali oleh See Eleanor Zelliot dalam buku Maleikal, sebagai salah satu bahan untuk mengungkap wajah kekerasan di India. Zelliot tergerak untuk menganalisa kembali empati para penyair dalam merekam kekerasan lewat puisi-puisinya. Nimbhorka menulis, //Bila aku tak tahu apa apa/ aku tahu kastaku dihina// Patil menendang ayahku/ menyerapahi ibuku/ bahkan mereka tidak mengangkat kepala//.

Hal yang sama juga ditulis penyair EV Rames Periyal dan Bhimrao Ambedkar. Kedua penyair ini melalui karyanya meningalkan catatan sejarah bahwa puisi juga merupakan pemecik api gerakan melawan diskriminasi sosial.

Puisi-puisi gugatan sosial itu penuh dengan kemirisan. Kemirisan yang kemudian menjelma menjadi sebuah kekuatan sosial. Lagi-lagi puisi dinobatkan sebagai bagian dari rekaman sejarah. Dalam buku Political Consideration Upon Revined Politic and The Master Strokes of State, Gabriel Neude (1711) menggambarkan salah satu bait yang bernada miris tersebut:

//Kilat menyambar sebelum suara terdengar/ doa diucapkan sebelum lonceng dibunyikan/ rakyat menderita tanpa mengharap penderitaan/ dan mati sementara meyangka akan tetap hidup/ semua terjadi dalam gelap/ dalam topan dan kekecauan//.

Seemntara itu penentangan yang dilakukan oleh Mahadeviakka sangat unik dan bersikap profetis dan kontra cultural, yang mengangkangi norma-norma. Bahkan kaum perempuan India sendiri merasa malu dengan cara penentangan tersebut. Mahadeviakka mengembara telanjang bulat. Tubuhnya hanya ditutupi dengan rambutnya yang panjang. Dalam pengembaraannya itu, ratusan puisi lahir merekam realitas dalam usa menggapai perubahan dari apa yang ditentannya.***
Iskandar Norman

Senin, 19 Desember 2011

Cara Membuat Alexa

1. Cara pertama adalah ketik di addreas bar www.alexa.com/siteowners. Ini sebagai jalan pintas menuju tempat pembuatan widget alexa. Kalau tidak, seperti ini: www.alexa.com -> kemudian klik site owners disebelah atas situs alexa.

2. Nah, tampilannya akan seperti ini:
tips memasang widget alexa
Klik "GET TRAFFIC WIDGETS" dari seperti yang terlihat diatas.

3. Kemudian akan tampil gambar seperti ini:
membuat widget alexa di blog

Kemudian ketik link blog anda di kotak yang berada dibawah "Alexa Traffic Rank Button". Di form yang ada kotak.

4. Kemudian, klik "Build Widget"

5. Selanjutnya, anda tinggal copy html widget alexa dan kemudian paste-kan di elemen blog anda.
kode html widget alexa di blog

6. Selesai

Cara Membuat Resent Post Bergerak Pada Blog

1. Login dulu ke Akun Blogspot anda

• 2. Lalu pada halaman Dasbord Pilih dan Klik Rancangan



• 3. Setelah terbuka Laman rancangan Klik Tambah Gadget



• 4. Lalu pilih Widget HTML/JavaScript



• 5. Copy script berikut :





• 6. Terakhir klik SAVE

Cara Membuat Daftar Isi Pada Blog

login ke account blogger anda, klik rancangan/layout lalu klik edit HTML
Beri Centang pada Expand Widget Templates

Temukan Kode berikut:

Ganti Kode diatas dengan kode berikut :

lihat gambar

Kemudian SAVE TEMPLATE
Sabar dulu belum selesai sampai di situ, tempatkan kode berikut di manapun anda suku atau seperti saya menempatkan di header menu pada blog saya
DAFTAR ISI»

Minggu, 04 Desember 2011

puisi cinta terdalam

CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..
Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..
(Kahlil Gibran)

puisi penyesalan...muara penyesalan

Puisi Penyesalan : Muara Penyesalan
Jauh memandang masa lalu sambil tertunduk
Menerawang dalam setiap waktu yang telah lapuk
Terkikis satu demi satu harapan berkecamuk

Menitikkan peluh dan juga air mata
Pada masa lalu yang penuh noda
Berharap semua tak lagi sama
Dan tak akan kembali seperti dahulu adanya

Penyesalan
Tak akan mudah tuk dikendalikan
Jika memang hari ini yang ada hanya kesukaran

Penyesalan
Masa yang harusnya menjadi waktu harapan
Agar semua tak kembali ke peraduan

Ah...
Tak ada guna menyesal kini
Jalani saja hari-hari
Sebab semua akan berhenti
Pada masa yang tak pernah kenali diri

karya kahlil gibran

penyesalan tiada akhir

 Jika waktu dapat berbalik arah
Akan ku tata kehidupanku seindah bayanganku
Tatapi kini aku sadar semua itu hanyalah penyesalan belaka
Hal-hal yang belum pernah terpikirkan di masa itu, kini telah menjadi beban hidupku
Sekarang semuanya sudah berlalu dan terlambat untuk di ubah
Hidupku akan selalu berada di dalam keadaan yang sangat menyakitkan
Inilah hidupku , [...]

Kamis, 01 Desember 2011

puisi karya khairil anwar "tentang nasionalisme"

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954

puisi patah hati kahlil gibran

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT…
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan..
Ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan…
Tapi ingatlah…
melepaskan BUKAN akhir dari dunia..
melainkan awal suatu kehidupan baru..
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
Mereka yang tersakiti,
mereka yang telah mencari…
dan mereka yang telah mencoba..
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai
betapapentingnya orang yang telah menyentuh kehidupanmereka…

puisi cinta mati

Cinta Mati
Cinta…
mengapa kau buat hati ini terlalu menyayanginya…??
Mengapa kau buat otak ini selalu memikirkannya…??
mengapa kau buat sluruh hidup ini hanya ingin untuknya…??
Rasa ini tak mampu lagi tuk meninggalkannya..
Rasa ini tak mampu lagi tuk melawan smua asa…
dimanakah Romansa Cinta…
Ketika romantika tak pernah ada
dimanakah Cinta…
Ketika perasaan itu tak pernah lagi sempurna..
Hanya Rasa Cinta ini
Yang mampu membuai isi hati..
& hanya Rasa Cinta ini
Yang tak pernah mati walau engkau sakitii…
Ntah sampai kapan aku akan terus begini
Mengartikan Cinta dalam ribuan rasaku sendiri..
Yang hanya sendiri…
Seakan menggantung diri
Matii…!!

puisi cinta kahlil gibran

CINTA ADALAH KETULUSAN

Cinta itu nggak harus diucapkan lewat kata ….
Cinta itu nggak harus di ucapkan lewat bahasa …
Cinta itu nggak butuh rayuan yang nggak pasti …
Cinta itu hanya butuh kesetiaan …
Cinta hanya butuh kepastian dan keikhlasan …
Cinta hanya butuh ketulusan …
yang muncul dari hati yang paling dalam …
dengan penuh ketulusan…
siapa yang menganggap cinta itu sementara …
maka ia lah orang yang paling bodoh …
jika ia mengalami cinta yang sementara ….
maka yang dia alami bukanlah cinta ….
di dalam cinta ….
tidak ada penghianatan ….
tidak ada kepedihan ….
karena cinta itu harus tulus ….

kata-kata bijak kahlil gibran

Cinta – yang tak lain adalah Tuhan – akan menerima aroma nafas dan air mata kita seakan-akan ia adalah kepulan asap dupa, dan memberi pahala kepada kita sebagaimana mestinya.

Saya akan memberitahukan kepada anda sesuatu yang tidak bisa anda ketahui, makhluk seksual tertinggi di planet ini adalah para pecinta, penyair, pematung, pelukis, pemusik – yang demikian ini ada sejak dulu. Dan bagi mereka seks selalu indah dan senantiasa malu.
Seseorang yang menerima memang tidak menginsafi apa yang diterimanya, tapi seseorang yang memberi dengan tulus dan menanggung beban dari kesadaran dirinya sendiri, akan menginsafi bahwa apa yang diberikannya dimaksudkan demi cinta persaudaraan, dan ke arah pertolongan yang bersahabat, bukan untuk pemuliaan-diri.

Hidup manusia tidak bermula dari dalam kandungan dan tak pernah berakhir di liang kubur. Dan cakrawala yang penuh oleh rembulan dan bintang-bintang ini tidaklah ditinggalkan oleh jiwa yang mencintai dan roh-roh yang berdasarkan gerak nurani.

Aku berdiri menatap manisnya rasa kasih dan pahitnya kedukaan yang tumbuh keluar dari pusara-pusara baru itu. Pusara pemuda yang menebus hidupnya untuk melindungi kehormatan seorang gadis suci dan lemah, serta menyelamatkannya dari cengkeraman serigala yang rakus.



Orang-orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri.

Kasih sayang dan kekerasan selalu berperang di hati manusia seperti malapetaka yang berperang di langit malam yang pekat ini. Tetapi kasih sayang selalu dapat mengalahkan kekerasan. Karena ia adalah anugerah Tuhan. Dan ketakutan-ketakutan malam ini akan berlalu dengan datangnya siang.

ini adalah puisi terakhir w.s.rendra

Jakarta (Pos Kota)- Meski dalam keadaan sakit, WS Rendra tetap mencipta puisi. Dan inilah puisi terakhir Rendra dibuat saat diopname di RS Mitra Keluarga Depok pada 31 Juli 2009 (bukan di RS Harapan Kita seperti diberitakan sebelumnya) . Berikut isi lengkap puisi terakhirnya:
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu
Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga

KARYA PUJANGGA MUDA INDONESIA

EMERGENCY UNTUKMU NEGERI
Saat minyak itu langka, tetap tenang
semua terkendali, boleh demo jangan anarki
persediaan minyak akan ada beberapa hari lagi

saat beras itu punah, masih harap tenang
semua akan terpenuhi, boleh teriak asal sikat gigi
kalau gak disikat bau mulutnya kan polusi

saat situs porno tak bisa dibuka, wah...malah tenang
semua lebih tertata hati, dan mulai buat web baru
tanpa kata yang sexy-sexy

Tapi hari ini kekalutan terjadi
ketika Indonesia kehabisan puisi
Presiden, wakil presiden dan menteri-menteri rapat
mendadak pucat pasi

Indonesia harus berpuisi lagi
harus ada puisi

Karena disana segala galau jadi inspirasi
segala hasrat nafsu jadi romantis
segala dendam amarah jadi gelora mebahana

Mari berpuisi, karena Presiden dan Wakil dan
menteri-menteri harus rapat yang lebih penting lagi

Jangan boikot puisi, atau kan karam Indonesia hari ini

puisi karya amir hamzah

10 Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi,
Pada masa purnama meningkat naik,
Setelah menghalaukan panas terik.
Angin malam menghembus lemah,
Menyejuk badan, melambung rasa menanyang pikir,
Membawa angan ke bawah kursimu
Hatiku terang menerima katamu,
Bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu,
Bagai sedap-malam menyirak kelopak.
Aduh kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku
Dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu,
Biar berbinar gelakku rayu!

contah puisi modern

jiwaku memanjat tebing sunyi
mencari celah dari gelak tawa dunia
seperti air meresap-resap
tiada mampu membendungnya

jiwa kecilku
tak henti bernada
terus melesat
menyempurna pada keagungannya

aku mengira inilah jalan cahaya
dibendung tak limbung
diterjang tak karam

jalan cahaya ada dalam rahasia
memanjat sulbi-sulbi jiwa
yang menanam biji bunga seroja

Putri Narita Pangestuti
12 Februari 2010

Selasa, 01 November 2011

ANGKATAN 2000AN

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000". Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.

[sunting] Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000

ANGKATAN REFORMASI

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang "Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

[sunting] Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi

ANGKATAN 80-90AN

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

ANGKATAN 66-70AN

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya.
ANGKATAN 1945  _>>>> Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.


ANGKATAN 50-60_>>>>> Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

ANGKATAN PUJANGGA BARU

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :
  1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
  2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

[sunting] Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

ANGKATAN BALAI PUSTAKA

Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]
Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-teman inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:

ANKATAN SASTRA MELAYU LAMA

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

[sunting] Karya Sastra Melayu Lama

  • Robinson Crusoe (terjemahan)
  • Lawan-lawan Merah
  • Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
  • Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
  • Kapten Flamberger (terjemahan)
  • Rocambole (terjemahan)
  • Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
  • Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
  • Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
  • Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
  • Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
  • Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
  • Cerita Nyi Paina
  • Cerita Nyai Sarikem
  • Cerita Nyonya Kong Hong Nio
  • Nona Leonie
  • Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
  • Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
  • Cerita Rossina
  • Nyai Isah oleh F. Wiggers
  • Drama Raden Bei Surioretno
  • Syair Java Bank Dirampok
  • Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
  • Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
  • Tambahsia
  • Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
  • Nyai Permana
  • Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
  • dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya

ANKATAN PUJANGGA LAMA

ujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.[1]

[sunting] Karya Sastra Pujangga Lama

[sunting] Sejarah

[sunting] Hikayat

[sunting] Syair

[sunting] Kitab agama

  • Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
  • Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
  • Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai

About

About This Blog

Lorem Ipsum

Lorem Ipsum

Lorem

Follow Me

Recent Post

Follow Me

My Community

Katanya Temen Nih

Site Info

tab 1 - Click >> Edit

Friend Link

tab 3 - Click >> Edit

tab 2 - Click >> Edit

Tab 4 - Click >> Edit

Reader Community

Search